MINANGGLOBAL.ID, Opini – Tragedi politik kekuatan besar mengacu pada konflik dan pergulatan yang muncul ketika negara-negara kuat berinteraksi satu sama lain. Konflik-konflik ini melekat karena hakikat kekuasaan menciptakan anarki, yang ditandai dengan persaingan, konflik, dan ketidakstabilan. Dalam buku John Mearsheimer, “The Tragedy of Great Power Politics” menjelaskan bahwa negara-negara besar didorong oleh kepentingan pribadi dan masalah keamanan mereka sendiri, yang mengarah pada siklus persaingan dan konflik yang tiada akhir.
Negara-negara besar didorong oleh keinginan mereka akan keamanan dan kemakmuran, yang hanya dapat dicapai melalui pemeliharaan posisi relatif mereka dalam sistem internasional. Artinya, mereka harus terus bersaing dengan negara-negara besar lainnya untuk mempertahankan pengaruh, wilayah, dan sumber daya mereka. Persaingan ini dapat menyebabkan serangkaian konflik yang meningkat, karena masing-masing kekuatan berusaha mendapatkan keuntungan dibandingkan kekuatan lainnya.
Tentunya ini pandangan suram mengenai hubungan internasional. Namun kita berpikir bahwa diplomasi, lembaga internasional, dan kerja sama dapat memitigasi beberapa konflik tersebut. Meskipun diplomasi dan kerja sama memang penting, namun seringkali hal tersebut tidak efektif dalam mencegah konflik antara negara-negara besar. Hal ini karena negara- negara besar termotivasi oleh kepentingan mereka sendiri dan bersedia menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan mereka. Selain itu, lembaga-lembaga internasional sering kali dibentuk dan dikendalikan oleh negara-negara besar, yang berarti lembaga-lembaga tersebut mungkin tidak netral atau tidak efektif dalam menyelesaikan konflik.
Salah satu strategi mencegah atau memitigasi adalah agar negara-negara besar mengakui kepentingan bersama dan bekerja sama untuk mengatasi ancaman dan tantangan bersama. Hal ini dapat membantu menciptakan rasa stabilitas dan kerja sama dalam sistem internasional. Pendekatan lain adalah dengan membuat negara-negara kecil membentuk aliansi satu sama lain untuk menyeimbangkan diri melawan kekuatan dominan. Meskipun agak skeptis terhadap prospek tatanan dunia yang sepenuhnya damai, tapi kita harus yakin negara-negara besar dapat bekerja sama untuk menciptakan sistem internasional yang lebih stabil dan tidak rawan konflik. Namun, hal ini memerlukan perubahan mendasar dalam cara berpikir negara-negara besar mengenai keamanan dan peran mereka di dunia. (MDz)