Janji politik: Realita atau sekadar Retorika ?

Penulis: Fauzi (Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN SMDD Bukittinggi)

OPINI105 Dilihat

MINANGGLOBAL.ID, Opini – Pesta pilkada serentak telah berlangsung lebih kurang dua minggu terakhir, dan masing-masing calon juga telah melihat hasil dari perhitungan suaranya masing-masing. Setiap kita tentunya mempunyai kriteria masing-masing untuk calon pemimpin yang diharapkan dapat memajukan negeri tercinta ini.

Tentunya, pemimpin yang diharapkan itu mempunyai mimpi besar, dalam artian tidak hanya menikmati jabatan yang telah diamanahkan oleh masyarakat. Namun, juga dapat meringankan beban atau keluh kesah yang dihadapi oleh masyarakat saat ini, hal inilah yang harus menjadi pekerjaan rumah sekaligus tugas yang harus diemban oleh seorang pemimpin.

Tulisan ini tidak bermaksud menyinggung pihak manapun, akan tetapi ketika seseorang mempunyai maksud tertentu atau tujuan tertentu dalam memimpin suatu kelompok dalam dunia politik, tentunya mereka akan berusaha keras mati-matian untuk mendapatkan posisi tersebut, bahkan berbagai jenis cara akan dilakukan tanpa kenal dampak positif dan negatifnya.

Seperti halnya isu-isu yang tersebar yaitu serangan fajar, ini adalah sebagai bentuk kepedulian yang mereka berikan terhadap masyarakat. Terutama masyarakat menengah ke bawah, agar nantinya masyarakat langsung menilai bahwa calon pemimpin ini dapat meringankan beban masyarakat kedepannya sama seperti halnya janji-janji yang diberikan kepada masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah begitu banyak janji-janji manis yang diberikan untuk mendapatkan suara dan dukungan dari masyarakat.

Padahal mereka juga mengetahui bahwa setiap program atau janji yang diberikan kepada masyarakat itu tidak memakan biaya yang sedikit. Alhasil, janji-janji yang diberikan kepada masyarakat tadi hilang tanpa jejak, dikarenakan ketidaksanggupan dalam biaya operasional tersebut, maka dari sinilah hilang atau pupusnya harapan rakyat kepada para pemimpin tiap-tiap daerah. Memang ketika berkampanye atau mencari dukungan dari masyarakat dengan memberikan jaminan ekonomi yang lebih baik adalah hal yang wajar, karena pastinya, ketika seseorang mempunyai jiwa kepemimpinan tentunya akan mencari banyak dukungan atau support dari masyarakat sekitar. Akan tetapi, berikan lah janji-janji yang pasti kepada masyarakat bukan hanya sekadar retorika kosong belaka.

Masyarakat pun akan lebih bisa juga memahami dari setiap program atau janji-janji yang diberikan pastinya akan memakan biaya yang besar dari pada hanya berjanji kesana kemari, namun menghilangkan kepercayaan masyarakat dengan omong kosong belaka.

Dari sini sudah bisa kita simpulkan bahwa janji-janji manis menjadi alat untuk berkampanye dalam menarik perhatian masyarakat dengan alasan akan memberikan beribu-ribu program yang dapat menjamin ekonomi masyarakat kedepannya. Terkadang memang ada juga yang bisa mewujudkan impian masyarakat, akan tetapi banyak juga hanya sekadar retorika saja. Tidak heran bagi kita ketika terdengar ada pemimpin yang terjerat kasus korupsi, itu dikarenakan mereka ketika telah menjabat hanya mementingkan kepentingan diri dan keluarga mereka saja. Oleh karena itulah penting bagi masyarakat yang notabenenya adalah berfikir kritis, untuk lebih memfilter setiap program atau janji-janji yang diberikan calon kontestan politikus kepada masyarakat apakah logis atau tidak, masuk akal atau hanya omong kosong belaka. (Fz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *