Syaikh Belubus Berjumpa Waliyullah

Penulis: Apria Putra

0



DI PASAR PAYAKUMBUH, Suatu ketika, Maulana Syaikh Mudo pergi ke pasar Payakumbuh didampingi salah seorang muridnya. Sampai di pasar Payakumbuh, beliau berhenti di salah satu pedagang yang tengah menggelar dagangannya. Pedagang itu tidak lain ialah seorang wali yang telah memakai laku pedagang, menutupi kewaliannya. Syaikh Mudo menyapa pedagang itu dengan akrab. Pedagang tadi terkejut, ternyata kewaliannya diketahui Syaikh Mudo. Sebelum beranjak pergi, Syaikh Mudo bersalaman dengan wali yang memakai laku pedagang tadi. Setelah bersalaman dengan Syaikh Mudo, sang wali tidak mau bersalaman dengan si-murid, karena dalam pandangannya si-murid masih belum dalam keadaan “bersih”.

GURU-GURU, Guru-guru Maulana Syaikh Mudo, sementaranya, ialah terbilang waliyullah di Minangkabau. Di antaranya, Maulana Syaikh Abdurrahman al-Khalidi Batuhampar Payakumbuh, Maulana Syaikh Ibrahim al-Khalidi Kumpulan, dan Maulana Syaikh Abdurrahman al-Khalidi “Mursyiduna Kumango Masyhuri”, Kumango, Batusangkar. Guru yang terakhir ini mempunyai koneksi dengan beberapa wali yang disebut Rijalul Ghaib.

SAYYIDINA KHIDIR ALAIHIS SALAM, Setelah Maulana Syaikh Mudo Abdul Qadim Belubus wafat, makam beliau menjadi salah satu situs ziarah yang masyhur di Darek. Pusaranya diziarahi, bukan hanya oleh jama’ah dari Sumatera, Indonesia secara umum saja, bahkan dari negeri Jiran.

Salah satu sosok penting di surau beliau, bernama Pak Aliman. Beliau bertugas sebagai juru masak orang suluk dahulunya (mohon dikoreksi apabila keterangan saya ini keliru), namun mempunyai ketajaman bashirah. Pada Buya H. Anas Malik (w. 2013), yang saat itu memimpin halaqah, beliau berpesan, untuk memperhatikan betul jama’ah yang berziarah ke Gobah Makam Syaikh Mudo.

Satu ketika, ada seseorang yang datang ziarah ke Gobah Syaikh Mudo. Setelah dipersilahkan, ia masuk Gobah, sedang Buya H. Anas Malik menunggunya di luar. Setelah masa cukup lama, orang tadi tidak kunjung keluar, padahal jalan keluar cuma satu. Buya Anas lalu memeriksa ke dalam, ternyata tidak ada orang. Lantas Buya Anas menemui Pak Aliman, dan menceritakan perihal orang yang lenyap tadi. Pak Aliman kemudian menjawab: “Itulah Nabi Khidir.”

MASIH SOAL NABI KHIDIR, Sekitar 2012, saya – Apria Putra- dapat mengunjungi Datuak nan Biru di Belubus, dan meminta kisah tentang Maulana Syaikh Mudo Abdul Qadim Belubus. Datuak nan Biru, yang sudah berumur, dan mempunyai banyak kisah tentang Syaikh Mudo, adalah sosok yang unik. Sepanjang berkisah tentang Syaikh Mudo, ia menangis terisak-isak, menahan kerinduan.

Setelah lama berkisah, Bapak Datuak nan Biru menyampaikan satu pesan Maulana Syaikh Mudo Abdul Qadim, kira-kira begini: “Jika sempat naik haji, dan melihat orang meminta-minta sedekah di sana. Maka lihatlah yang paling jel*k dalam pandangan mata. Apabila dijumpai, berilah ia sedekah, dan mintalah do’a darinya. Dia lah Khidir.”

Alfatihah… ila Sayyidi Balya bin Mulkan ‘alaihissalam…

Alfatihah… ila ruhi Maulana ‘Ibadurrahman Mahdiyyin…

Saya yang menulis kisah masyghul dalam kerinduan mendalam:

Apria Putra Angku Mudo Khalis” USMAN JUNDULLAH – Mungka, 6 Agustus 2021



LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here