Kondisi Pendidikan Indonesia VS Dinamika Politik Indonesia

Penulis: Mutia Anjani (Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN SMDD Bukittinggi)

OPINI118 Dilihat

MINANGGLOBAL.ID, Opini – Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia mendefinisikan makna pendidikan sebagai tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak – anak. Makna dari kalimat tersebut mengarah kepada bagaimana tumbuh kembang anak – anak yang harus diarahkan dan dituntun agar nantinya bisa memperoleh keselamatan serta kebahagiaan. Pemaknaan pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa pendidikan sangat berpengaruh pada keberlangsungan kehidupan seseorang.dijelaskan dalam teori pendidik sekaligus filsuf asal amerika herman harrell horne pendidikan adalah proses yang secara terus menerus terjadi dari bentuk peneyesuaian manusia yang berkembang secara fisik dan mental agar terus meningkat.

Salah satu indikator keberhasilan sebuah negara dan negara maju adalah bagaimana kualitas pendidikan formal negara tersebut. Saat ini, pendidikan di Indonesia harus lebih diperhatikan pemerintah dan masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Dirjen Dukcapil tahun 2022, penduduk Indonesia berjumlah 275,36 juta jiwa dan hanya 6,41% yang memperoleh pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Selain itu, berdasarkan data yang diperoleh melalui situs UNICEF, terdapat hampir 11 juta dari 46 juta remaja di Indonesia dengan usia 15 – 19 tahun yang tidak bersekolah, tidak memiliki pekerjaan, dan tidak mengikuti pelatihan.

Hal ini menunjukkan bahwa generasi penerus bangsa di Indonesia telah banyak kehilangan kesempatan mereka untuk bisa mengembangkan potensi serta berkontribusi membangun negeri ini.
Pendidikan tentu saja memiliki kaitan dengan seluruh aspek perkembangan negara Indonesia. Rendahnya akses masyarakat terhadap pendidikan di Indonesia akan berakibat pada rendahnya kondisi perekonomian masyarakat dan berdampak juga pada pemikiran yang kurang terbuka karna kurang nya ilmu yang didapat.

Kontribusi masyarakat terhadap dunia politik juga akan semakin rendah karena kurangnya kemampuan analisis masyarakat yang tidak berpendidikan. Rencana Indonesia untuk menjadi Indonesia Emas 2045 akan sulit terlaksana jika pendidikan di Indonesia tidak diperhatikan akses maupun kualitasnya.

Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan tidak berkualitas akan sulit berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Salah satu aspek yang memiliki dampak paling besar adalah bagaimana dinamika politik di Indonesia. Rendahnya sumber daya manusia yang ada dalam sebuah negara menyebabkan masyarakat dalam negara tersebut rentan untuk diatur atau bahkan dibodohi oleh pemerintah mereka sendiri.dikutip dari laman fakultas ilmu sosial dan politik Universitas Indonesia “terdapat karakter dasar yang harus melekat dalam diri warga Indonesia, yaitu manusia yang memiliki identitas ke-Indonesia-an, warga negara yang produktif, dan warga negara yang mampu mempengaruhi dunia, seperti berdiplomasi, berelasi, dan bekerja sama membangun jaringan. Selain itu, karakter penting lainnya yang harus melekat dalam diri seseorang adalah solidaritas yang memiliki semangat gotong royong, kepedulian, dan tidak berpusat pada diri sendiri” ujar Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc., Guru Besar Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI).

Kontribusi kepada dunia politik juga akan berpengaruh jika masyarakat Indonesia memiliki pendidikan yang rendah. Ketidakpahaman mengenai politik membuat mereka berkemungkinan untuk tidak tertarik untuk mencari tahu dan memahami mengenai politik di Indonesia. Perubahan politik yang sering terjadi akan berpengaruh pada keberlanjutan dan stabilitas pendidikan di Indonesia.

Dalam berbagai kontestasi politik, banyak terjadi pembagian bantuan dan sembako yang bertujuan untuk memperoleh suara dari masyarakat tersebut. Masyarakat tidak lagi menilai secara objektif, namun mereka akan memilih siapa yang paling banyak memberikan bantuan. Mereka tidak akan berpikir panjang mengenai dampak kedepannya. Dalam menjalani kehidupan sehari hari, masyarakat hanya memikirkan cara mendapatkan makanan dan kebutuhan sehari hari bagi keluarga.

Hal tersebut menjadi sasaran empuk bagi calon pemerintah yang hanya ingin mendapatkan jabatan. Tanpa mereka sadari, kontestan politik yang mereka pilih hanya memberikan janji manis di awal. Setelah terpilihnya mereka sebagai bagian dari pemerintahan, mereka belum tentu menjalankan tanggung jawab mereka sebagai orang yang mewakili rakyat.

Oleh karena itu, pendidikan perlu menjadi perhatian utama yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya oleh pemerintah. pentingnya pendidikan sebagai sumber pencerahan, perubahan dan kebebasan agar dapat memilih secara selektif informasi mana yang patut diterima dan dicerna dengan baik bukan sekadar informasi hoax semata.Negara dengan tingkat pendidikan berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia berkualitas sehingga bisa berkontribusi membangun Indonesia yang lebih baik dan mencapai Indonesia Emas 2045. (MA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *