Mak, Maafkan (Aku Belum Wisuda)
Mak,
Maaf Anakmu, belum Wisuda
Mak,
Apakah Mak marah?
Jika aku jujur tentang sebuah agenda wisuda kampusku
Mak tahu?
Hari kemaren, adalah cerita bahagia teman-temanku
Mak,
Mereka pajang foto
Pakai toga, lilitkan selempang tertoreh nama dan gelar mereka
Bapak dan mak mereka tersenyum, lihat anaknya sarjana
Jujur Mak,
Aku iri, iba
Sungguh!!
Aku tahu,
Mak di kampung, menungguku selesaikan studi ini
Mak,
Bukan tak sanggup wisuda
Aku tak bodoh,
IPK ku juga tak kalah
Bukan pula skripsi payah
Hari ini,
Aku ingin jujur Mak
Sekali lagi, semoga mak tak marah
Aku hanya gamang masa depan
Karena sekian tahun pula kiranya, aku di perantauan ini
Aku pikir,
Andai aku wisuda
Dan setelahnya, tak dapat kerja layak
Aku malu pulang Mak
Aku malu gelar sarjanaku
Aku malu senyummu saat aku wisuda
Berbalas dengan kerjaku ke sawah (nanti)
Memang tak hina Mak
Tapi ingin mak tentu,
Lihatku berpakaian rapi
Oya mak,
Sejak setahun lalu, aku seorang jurnalis
Wartawan kata orang-orang Mak
Yah…
Meski sampai hari ini, belum menerima upah layak
Tapi ku janji, untuk berjuang
Dan wisuda, segera!!!
Mak,
Semoga, Mak lihatku berpakaian rapi (nanti)
Kelak..
Bahkan, sudut bajuku
Tak akan kusut setiba di rumah
Oya mak…
Aku sedang mencoba peruntungan pewarta nasional
Semoga jelang wisuda, semua terkabul
Jika aku beruntung, ku kabarkan padamu Mak
Aku tidak cengeng Mak,
Hanya bercerita, tentang sebuah alasan
Kenapa aku tak kunjung wisuda
Aku yakin Mak,
Tuhan tak buta
Usahaku tak kan sia-sia.
(Z)