Sya’ir Djawil Janahain: Menyatakan Ulama Minangkabau di Haramain

Penulis: Apria Putra, MA.Hum (Filolog dan Dosen UIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi) | Editor: Habibur Rahman

KHAZANAH, PUISI, SASTERA508 Dilihat

Oleh : Apria Putra

Dengan bismillah kalam dimulai
Berharap berkah tarikh dicurai
Manaqib ulama, imam dan labai
Dari Minangkabau, negeri yang permai

Wahai dunsanak, handai dan tolan
Dengarlah khabar, simaklah i’lan
Dari saya, faqir yang nuqshan
Apria Putra, haqir yang ghaflan

Negeri Mekkah mulia dipandang
Di sana haji, rukun dipasang
Di sinan ilmu juga terpancang
Manasik dan ta’allum,semua terhidang

Sebelum zaman musim berganti
Negeri Mekkah tujuan hakiki
Bukan sekedar tujuan berhaji
Menuntut ilmu, begitu diniati
Anak siak semuanya berniat

Pergi ke Mekkah sangat dihajat
Safar haji, ziarah, ibadat
Menuntut ilmu juga diingat

Di Mekkah bermukim banyak ulama
Semua ‘alim ibarat permata
Empat mazhab lengkap sempurna
Begitupun thariqat, juga maujuda

Dengarlah tuan, sanak dan kawan
Zaman dahulu, Mekkah ianya tujuan
Siapa ulama pulang dari sinan
Ilmunya mangkus, sudah mutafannan

Begitu juga ulama Tanah Andalas
Mekkah ialah ghayahnya daras
Supaya ilmu nyata bernas
Lezatnya manis seperti nenas

Kita sebut sebagian ulama
Permata ilmu di kampung kita
Minangkabau yang dihuni fuqaha
Alim berma’rifat, sufi ternama

Pertama, Syekh Isma’il, yang tertua
Alim terbilang sangatlah ‘ilmiyya
Simabur – Minangkabau nisbahnya dia
Di Mekkah-lah muqimnya berada

“Min akabir ulama al-Jawi”
Gelarnya lekat sangat serasi
Sebab ia guru besar berisi
Ilmu, faham, ma‟rifatnya hissi

Di abad 19 beliaulah tumpuan
Sebagai ulama, pribadi berkilauan
Duduk di Mekkah, mengajarnya rajan
Muridnya banyak sangat bertaburan

Asy’ari ialah i’tikad pegangannya
Syafi‟i adalah mazhab fiqihnya
Naqsyabandi Khalidi amal thariqatnya
Ditambah Syadziliyah, hizib wiridnya

Hampir semua ulama di abad itu
Semuanya berhalaqah, kepadanya berguru
Mengkhatam kitab, berthariqat jitu
Dihadapannya segala ilmu dituju

Kita sebut beberapa muridnya
Syekh Batuhampar,yang pertama
Syekh Barulak yang nomor dua
Ketiga, di Sungai Pagu, Syekh Mustafa

Di Silungkang muridnya terpandang
Muhammad Shaleh ulama terbilang
Di Simabur juga disebut orang
Abdul Halim namanya terang

Sekian tentang muridnya disebut
Sangat banyak kalau diurut
Cukup beberapa sekedar patut
Sebagai pengingat bagi penuntut

Syekh Isma’il itu ulama kibar
Tandingan, bandingan, dicari sukar
Di Minangkabau beliaulah pagar
Benteng Sunni-Syafi’i begitu tegar

Makamnya di Ma’la, hamparan cahaya
Di sana berkubur, Isma’il, syaikhuna
Patutlah kita padanya berabita
Qaul Salim Sumair, lupakan sudah

Ulama Minang kedua di Mekkah
Ialah nan „alim ahli pekah
Syekh Ahmad Khatib ia bernama
Imam dan Khatib mazhab Syafi‟iyyah

Asalnya Bukittinggi sudahlah nyata
Dalam riwayat banyak terbaca
Bahrul fahamah,lagi tahqiqa
Naqad dan munazharah, sangat ia suka

Duduknya mengajar di Masjid Haram
Halaqahnya besar, muridnya kiram
Memfahamkan ilmu di depannya karam
Begitu ahsan, kitabahnya dan kalam

Karangannya banyak sangat terkenal
Masalah fiqih, tauhid, dan jidal
Akhlak tasawuf ditulisnya total
Matematika dan falak kitabnya tebal

di negeri Minangkabau dirinya didebat
I’tiradh bertubi, radd yang kuat
Sebab karangannya lugas menyayat
Perkata waris dan rabithah thariqat

Radd dan mardud lazim dibaca
Di sisi ulama sudahlah biasa
Kita yang awam pandang terbuka
Bantah dan jawab sebagai ikhtilaf

Perkara thariqat beliau bicarakan
Namun dirinya tetap sufiyyan
Thariqat Ahmad Khatib ada diturunkan
Pada Fathul Mubin, tengoklah kawan

Murid beliau begitu banyak
Sumatera, Jawa, begitupun Pontianak
Sulawesi dan Malaya, istimewa Perak
Di daerah lain sangatlah jamak

Semua ulama di abad lalu
Hampir-hampir semua berguru
Kepada Syaikh Ahmad, beliau itu
Tak hanya mufti, labai-pun begitu

Hal yang menarik dari dirinya
Menghasilkan murid bercabang dua
Setengah bernama Kaum Muda
Lainnya berjulukan Kaum Tua

Sekian dulu kita sebutkan
Perihal ulama yang dimasyhurkan

Pengarang bergelar Angku Muda
Mazhabnya Syafi’i sejak semula
I’tikadnya Asy’ari, akidah najiyya
Jalan thariqatnya tiga permata

Pertama Sammani sebagai minumannya
Kedua Naqsyabandi ialah amalnya
Ketiga Syadzili do’a wiridnya
Ketiganya berkumpul di satu kulima

Qalam disudahi, kalam dihentikan
Salah dan khilaf harap maafkan
Kepada sahabat, guru dan teman
La-ilaha-illallah akhir kesudahan

Penulis: Apria Putra, MA.Hum (Filolog dan Dosen UIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *