MINANGGLOBAL.ID, SUMBAR, Padang Padang. Sebanyak 55 orang Guru-guru dan beberapa Staf Madrasah Aliyah (MA) Pesantren Perkampungan Minangkabau mengikuti pelatihan dengan tajuk “Workshop Pengenalan dan Praktek Dasar Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar Bagi Guru Pesantren Perkampungan Minangkabau”. Lokakarya tersebut dilakukan selama tiga hari, tanggal 28, 29, hingga 30 Juli 2023 di Aula Pertemuan Yayasan Shine Al-Falah Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat.
Pelatihan ini merupakan implementasi dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Padang untuk Tahun Aggaran 2023 yang menjadi perwujudan salah satu kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi bidang Pengabdian Masyarakat. Ketua Pengabdi, Dinovia Fannil Kher, M.Pd. bersama Yati Aisya Rani, M.Pd. selaku anggota Pengabdi, menggandeng dua orang Narasumber yang juga merupakan Dosen Pendidikan pada Universitas Negeri Padang, Witri Oktavia, M.Pd. dan Honesty Yonanda Ayudhia, M.Pd. Kedua Narasumber yang sudah berpengalaman di bidang Kurikulum dan Model Pembelajaran, tidak sekedar memberikan teori-teori namun juga langsung mencontohkan dan memandu praktek pembuatan RPS Kurikulum Merdeka Belajar.
“Pelatihan seperti ini sangat bermanfaat buat kami, apalagi dengan latar belakang Pendidikan yang non-kependidikan”, tutur Titi Nurjanah, S.Ag Guru Al-Qur’an Hadis yang juga alumni Ilmu Al-Qur’an Tafsir UIN Bukittinggi. Lebih lanjut, Buya Syaiful Adnan, M.Pd. Katik Imam Bosa, selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah merasa sangat bersyukur dengan diadakannya pelatihan seperti ini. “kalau bisa, tujuh hari tujuh malam, kami InsyaAllah siap”, ujar pria yang akrab disapa Buya Syaiful tersebut. Beliau juga menambahkan bahwa pihaknya merasa sangat tertolong dengan program pelatihan Kurikulum Merdeka Belajar ini karena menurutnya, sejauh ini belum ada bimbingan intensif yang mampu digelar atau bisa diikuti oleh pihak Madrasah, apalagi di masa-masa transisi seperti sekarang ini.
Selaku Ketua Pengabdi, Dinovia Fannil Kher merasa sangat terhormat bisa berkontribusi dalam pengembangan dunia Pendidikan khususnya di dunia Pesantren apalagi dengan membawa nama besar Universitas Negeri Padang. “Mudah-mudahan kita sebagai sivitas akademika UNP bisa terus bersinergi dan memberikan pelayanan yang betul-betul dibutuhkan masyarakat, seperti yang kita lakukan di Pesantran Perkampungan Minangkabau ini”, ujarnya. Untuk tahap ini, pihaknya baru bisa mengadakan pelatihan selama 3 hari ditambah dengan pendampingan secara daring dengan waktu yang tidak terbatas untuk dapat menghasilkan modul P5 sesuai kebutihan Madrasah. (Rz).