MINANGGLOBAL.ID, KURENAH – Semenjak media sosial dipunya siapa saja, mulai dari yang tua sampai ke yang muda habis dilibas kecanduan. Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter dan kawan-kawannya dimainkan semua.
Begitu juga kita orang Minangkabau, tua atau muda hampir merata terdampak kecanduan. Tapi payah pula kalau tidak bermedia sosial zaman sekarang ini, telat informasi didapat kalau mengandalkan informasi dari koran seperti dahulu kala. Apalagi semua sudah serba online, sehingga sedikit banyaknya generasi old itu harus belajar pula pakai smartphone. Banyak pula manfaatnya kalau dikaji.
Tapi kadang salah gunakan pula, semula berniat agar update informasi malah masuk ruang jeruji jadinya. Bagaimana lagi? Tak tahan lagi jari nan lentik itu menari di atas keyboard. Diketik apa saja nan ada di dalam pangana itu. Upek caracau, carut lintang pukang ditulis saja di kolom status maupun komentar. Tak terpikir ada pula undang-undang yang mengatur. Masuk kandang situmbin baru tahu rasa.
Terkadang tidak tahu batasnya lagi, entah komentar mamak yang dikomentari lagi, entah etek, ataupun angku-nya yang punya akun itu. Data saja sawah pematang.
Hadeeh…payah kalau disebut semuanya. Banyak betul yang akan diperhatikan, belum lagi politik sampai ke ekonomi nan sarik ulah pandemi covid.
Kalau dikaji-kaji betul kan sudah jelas Rasul Muhammad nan mulia itu diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Terlebih lagi di Minangkabau sangat ketat falsafah itu, adat basandi syara’ syara’ basandi kitabullah. ABS SBK singkatnya.
Jelas diatur di dalam, tidak cuma dalam bermasyarakat saja yang diatur, sampai ke cara berkomunikasi dijabarkan. Dipakai kato nan ampek itu, malereng, mandata, manurun dan mandaki.
Kan sama saja sebenarnya dalam bermedia sosial dengan kita berkomunikasi langsung dengan orang itu. Bedanya yang satu ditulis dan melalui perantara media sosial.
Tapi sudahlah, bak kata orang yang sudah itu biarlah berlalu. Dibukak-bukak kembali kitab, dibaca diulang-ulang kaji lagi. Biar tak usang tertungkus saja di dalam lemari.
Ini masalah adab, biarlah zaman berkembang tapi adab jangan pula hilang. Dipakai juga dimana saja berada termasuk dalam bermedia sosial, kalau tidak malu kita.