MINANGGLOBAL.ID, KHAZANAH – Orang tua mesti bijak dalam merespon bahasa provokatif yang dibuat anak ketika berkomunikasi. Bahasa provokatif itu dapat dalam bentuk membantah, mengomel, atau berbagai bentuk ujaran yang menjengkelkan orang tua. Demikian disampaikan Ustadz H. Irwandi Nashir, saat memberikan ceramah pendidikan di hadapan wali siswa di lingkungan SMP al-Azhar 39 Bukittinggi, Senin, (23/11/2020).
“Mendekati usia remaja sikap dengan bahasa provokatif lebih menonjol, seperti ungkapan ‘Aku tak peduli”, atau “Jangan aku diatur-atur! Sebaliknya, orang tua biasanya meresponnya dengan sikap marah. Kadangkala perilaku provokatif anak mendatangkan kesalahpahaman,” ujar dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi ini.
Dikatakannya, bahasa provokatif yang dibuat anak tanpa disadari dapat dipicu oleh cara orangtua yang tidak tepat dalam berinteraksi dengan anak. Karena itu orangtua, lanjutnya, mesti membekali diri dengan pengetahuan tentang cara mendidik anak, perkembangan jiwa anak, dan cara berkomunikasi empati kepada anak.
Dijelaskannya, keterampilan berkomunikasi orang tua dengan anak adalah faktor penting dalam kesuksesan mendidik anak. “Karenanya, al-Qur’an menegaskan agar komunikasi mesti mengandung al-mauizhoh hasanah, yaitu nasehat yang baik”, terangnya. Jika dibutuhkan komunikasi timbal balik, lanjutnya, apalagi jika belum ada kesamaan pandangan, maka mesti dilakukan dengan cara yang terbaik atau ahsan.
“Selain ketelatenan dalam berkomunikasi, dalam mendidik anak mesti dibarengi dengan keteladanan atau hikmah,” jelasnya.
Justru, lanjutnya, aspek keteladanan ini disebut lebih awal di dalam al-Qur’an dibanding aspek komunikasi. “Selain aspek keteladanan dan komunikasi, kesuksesan pendidikan anak turut dipengaruhi oleh niat yang ikhlas, makanan yang halal dan baik, dan sikap tawakal kepada Allah Ta’ala”, pungkas da’i dari kota Payakumbuh ini.
Ketua Komite SMP Al-Azhar 39 Bukittinggi, H. Muhammad Syarief, menyampaikan bahwa pertemuan ini akan terus dilakukan secara berkala. “Acara seperti ini sangat penting, apalagi tantangan zaman dewasa ini menuntut orang tua untuk terus membekali diri dengan pengetahuan baru dalam mendidik anak”, ujarnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Al-Azhar Bukittinggi, Dr. Novi Irwan, mengatakan bahwa kesamaan pandangan antara orang tua siswa dan guru di sekolah dalam mendidik anak sangat penting. “Karenanya, sebagai sekolah yang sudah tersebar di berbagai kota di Indonesia, SMP Al-Azhar 39 Bukittinggi memiliki standar komunikasi dengan orang tua siswa untuk menemukan solusi atas berbagai persoalan yang ditemui dalam proses mendidik anak,” imbuh Novi Irwan yang juga Ketua DPRD Kabupaten Agam ini. [MF]