Mengenang Budi Masyarakat Koto Baru

KHAZANAH, OPINI632 Dilihat

MINANGGLOBAL.ID, KHAZANAH – Di jalan lintas antara Padangpanjang dan Bukittinggi, tepatnya di seberang talago (telaga) yang indah  itu berdiri sebuah madrasah bersejarah dengan guru-gurunya yang hebat. Ribuan alumninya sudah tersebar di nusantara dan berdiaspora hingga ke berbagai negara. 

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Koto Baru Padangpanjang nama madrasah itu. Ada nama Padangpanjang di belakangnya, padahal madrasah ini berada di Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar. Itu pula uniknya nama madrasah ini. Koto Baru adalah salah satu nagari di Kecamatan X Koto. Kini, meski nama resminya  MAN 2 Padangpanjang, tapi yang lekat di lisan masyarakat dan alumninya tetap saja MAN Koto Baru Padangpanjang.

Lima puluh tahun silam, tepatnya tahun 1970, berdiri Yayasan Pendidikan Islam Koto Baru. Yayasan ini menaungi sebuah PGA (Pendidikan Guru Agama) Swasta. PGA Swasta ini akhirnya resmi menjadi PGA Negeri 6 tahun. Bekas asrama PGA itu dapat dijumpai di belakang pasar sayur Koto Baru yang kini berfungsi menjadi Surau. Masyarakat menyebutnya dengan nama “Surau Usang” (usang artinya lama).  Surau itu menjadi semacam “labor” bagi siswa MAN untuk berlatih menjadi imam dan berceramah. Selama bersekolah di Koto Baru, saya kerap jadi “asisten garin” (pembantu marbot) di surau itu.

Talago Koto Baru (Foto oleh Irwandi Nashir)

Tahun 1980, PGA Negeri itu beralih menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang dikenal dengan nama MAN Koto Baru. MAN Koto Baru juga ditunjuk pemerintah untuk menyelenggarakan sebuah program khusus keagamaan yang dikelola melalui Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK). Karenanya, nama MAN Koto Baru menggandeng nama MAPK, lengkapnya MAN-MAPK Koto Baru Padangpanjang.

Sejarah panjang MAN Koto Baru nyata berjalin berkulindan dengan jasa dan peran aktif  masyarakat Koto Baru dan pemuka masyarakatnya. Atas izin Allah Ta’ala, semua bermula dari sekolah agama swasta yang disokong oleh masyarakat Koto Baru yang mayoritas adalah para petani sayur yang tangguh dan ulet. Masyarakat petani yang peduli dengan pendidikan agama. Masyarakat Koto Baru juga terkenal ramah dan mengayomi “anak man”, sebutan mereka untuk pelajar MAN-MAPK Koto Baru.

Terima kasih masyarakat Koto Baru. Terimakasih juga buat guru-guru kami. Semoga semua itu menjadi amal jariah disisi Allah Ta’ala. ا ن شا ء الله

Koto Baru, Selasa, 25/8/20
Irwandi Nashir – Dosen IAIN Bukittinggi/Alumni MAN Koto Baru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *