MINANGGLOBAL.ID, SUMBAR – Limapuluh Kota, Agil Fernando (28) Pria kelahiran Jorong Lubuak Simato resmi dilantik jadi salah seorang Bamus (Badan Musyawarah) Nagari Sei. Antuan, Kec. Mungka, di Kantor Camat Mungka oleh Wabup Kab. 50 Kota, Kamis (27/08/21).
Sebanyak 7 orang Bamus Nagari Sei. Antuan resmi dilantik Wabup Kab. 50 Kota. Terdiri dari 6 daerah keterwakilan wilayah dan 1 Bundo Kanduang.
Salah satu Bamus yang dilantik adalah pemuda asal Jor. Lubuak Simato, Agil Fernando, Amd. T.
Pria berperawakan tinggi yang biasa disapa Agin ini, mengikuti bursa pemilihan Bamus Nagari Sei. Antuan, yang seharusnya pemilihan diadakan bulan Juni dan kemudian terundur 26 Juli 2021. Dan dikukuhkan dalam acara pelantikan hari Kamis, 27 Agustus 2021.
Keterpilihan pria nomor 3 dari 3 bersaudara ini sebagai Bamus Nagari Sei. Antuan, berharap dengan dirinya terpilih bisa membawa aspirasi masyarakat ke tingkat Nagari demi kemajuan bersama Nagari.
“Saya punya harapan, dikasihnya amanah sebagai Bamus Nagari ini, hendaknya bisa menjadi ladang amal bagi saya menjemput dan menyalurkan aspirasi masyarakat, untuk bisa dijadikan landasan kebijakan-kebijakan Nagari yang memberi kebermanfaatan kepada semua masyarakat di Nagari Sei. Antuan ini,” terang Agil lewat sambungan telpon kepada Minangglobal.id, Kamis (26/08).
Hal menarik dari laki-laki yang babako ke jorong Pincuran Tujuah (Padang Pinang) ini. Dia lulusan Politani Payakumbuh dengan banyak prestasi. Semasa kuliah dia aktif diberbagai organisasi, juarai lomba teknologi pertanian, dan sempat magang ke negeri Sakura Jepang.
Dan sekarang dia ingin dengan ilmu dan pengalaman yang telah dia dapat dibangku kuliah bisa diabdikan kepada Nagari sebagai Bamus.
Dan harapannya kepada teman-teman Bamus yang terpilih, amanah dan dengarkan aspirasi masyarakat.
“(Teman Bamus) semoga lebih amanah, lebih aktif lagi mendengarkan keluhan, aspirasi masyarakat intinya, kalau masyarakat lebih sonang dan sejahtera fisik dan hatinyo, insyaallah nagori samakin ancak,” tutupnya dengan bahasa Indonesia dan bahasa berkearifan lokal (bahasa setempat) dengan canda. (MF)