MINANGGLOBAL, TANAH DATAR – Terkait permasalahan keterlambatan pencairan BST yang bersumber dari APBD Tanah Datar, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar melalui Asisten Pemerintahan dan Kesra, Suhermen mengatakan hal tersebut tidak bersifat sengaja.
Suhermen menjelaskan, terlambatnya realisasi BST tersebut karena adanya tambahan jumlah penerima yang diusulkan nagari.
Dari data awal penerima sebanyak 17.344 KK penerima, kemudian terjadi penambahan sebesar 15.985 KK atau 92 persen. sehingga total penerima menjadi 33.329 KK.
Dikatakan Suhermen, penambahan signifikan inilah yang berdampak terhadap ketersediaan anggaran.
“Tim Anggaran Pemerintah Daerah menghitung kembali dana yang dibutuhkan serta membicarakan dengan Badan Anggaran DPRD untuk formulasi terbaik yang juga sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Sementara di lain pihak, pemerintah daerah sudah melakukan refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 dan mempertimbangkan cadangan anggaran tidak terduga berikutnya menghadapi potensi bencana, walaupun hal tersebut tidak diharapkan terjadi,” jelas Suhermen.
Suhermen juga menjelaskan, sesuai kemampuan keuangan daerah, maka tahap II penerima akan menerima BST sebesar Rp. 500 ribu per KK dan tidak dilanjutkan ke tahap III.
“Ini sudah kita kaji terkait kemampuan keuangan kita. Jadi mohon kiranya dapat dimaklumi bersama dan disyukuri sebagai bentuk perhatian pemerintah daerah,” kata Suhermen, Rabu (26/08/2020).
Imbuh Suhermen, untuk penerima BST yang baru diusulkan oleh pihak nagari hanya akan menerima satu kali saja.
“Untuk administrasinya akan kita segerakan, mudah-mudahan bisa secepatnya. Kami minta masyarakat sabar, tetap bersyukur dan tidak ada kecemburuan sosial antara yang menerima BST dengan penerima bantuan lain,” ujarnya.
Sementara itu menurut Yuhardi, Kepala Dinas Sosial PPPA Tanah Datar mengatakan, BST dari dana APBD ini sebenarnya tergantung kemampuan keuangan daerah.
“Jadi di berbagai kabupaten/kota di Sumbar ini jumlah nominal BST nya beda-beda. Ya tergantung kesanggupan daerah. Namun demikian kita harus tetap bersyukur walaupun nominalnya dikurangi,” tukas Yuhardi. (PRT)