Pentingnya Menerapkan Kerendahan Hati

KHAZANAH162 Dilihat

MINANGGLOBAL.ID, KHAZANAH– Rendah hati merupakan suatu sikap yang sangat terpuji. Sifat rendah diri ini merupakan persamaan dari tawadhu, artinya seseorang yang memiliki sifat ini tidak akan pernah merasa bahwa dirinya yang terbaik, terhebat. Namun sebaliknya. Orang yang tawadhu bersikap bahwasannya ia tidak merasa tinggi, melainkan ia berpikir bahwa diatas langit masih ada langit. Jadi tidak ada yang perlu disombongkan hidup di dunia ini.

              Rendah hati tidak sama artinya dengan rendah diri, sebab rendah diri berarti kehilangan kepercayaan diri. Meskipun dalam praktiknya orang yang rendah hati sering kali merendahkan diri di hadapan orang lain, namun sikap tersebut bukan lahir dari rasa tidak percaya diri. Ketika seseorang memiliki sifat rendah hati ini, maka setiap apa yang ia punya, ia tidak pernah merasa bahwa itu kerja keras nya sendiri. Melainkan ia merasa bahwa setiap yang ia miliki merupakan atas keberkahan dari Allah SWT.

            Sikap tawadhu atau rendah hati selalu dianjurkan untuk dimiliki setiap Muslim. Seseorang yang senantiasa menjalankan perilaku ini secara lahir batin, akan diangkat drajatnya oleh Allah SWT. Pasalnya, sikap tawadhu juga menjadi salah satu bukti keimanan yang ditujukkan kepada-Nya. Hal ini sebagaimana yang di terangkan dalam salah satu surah Alquran berikut ini :

وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا 

Artinya: Adapun hamba-hamba (utama) Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam”. (QS. Al-Furqan 63)

Adapun terdapat beberapa hadist yang menjelaskan tentang pentingnya kita menerapkan sifat ini, yaitu :

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {مَا مِنْ آدَمِيِّ إِلاَّ وَفِيْ رَأْسِهِ سِلْسِلَتَانِ: سِلْسِلَةٌ فِى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ وَسِلْسِلَةٌ فِى الْأَرْضِ السَّابِعَةِ، فَإذَا تَوَاضَعَ رَفَعَهُ اللهُ بِالسِّلْسِلَةِ إِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ، وَإِذَا تَجَبَّرَ وَضَعَهُ اللهُ بِالسِّلْسِلَةِ إِلَى الْأَرْضِ السَّابِعَةِ}.

Artinya :

Tidak ada manusia kecuali di kepalanya ada dua rantai, rantai di langit ke tujuh dan rantai di bumi ke tujuh”(HR. Imam Al-Kharaithi, Imam Al-Hasan Bin Sufyan, Ibnu La’al dan Imam Ad-Dailami)

           Jika ia tawadhu maka Allah akan mengangkatnya dengan rantai ke langit ke tujuh dan jika ia sombong maka Allah akan merendahkannya dengan rantai ke bumi ke tujuh. Hadits ini mengingatkan tentang pentingnya sikap rendah hati dan bahaya jika memiliki kesombongan. Berdasarkan dari hadist tersebut telah dijelaskan bahwa orang yang sombong maka akab diletakkan serendah-rendahnya dari dalam bumi. Orang yang sombong selalu menganggap dirinya tinggi, namun ternyata sifat yang seperti itu serendah-rendahnya nya tempat yang Allah berikan.

             Oleh karena itu, dengan kita bertawadhu, sesungguhnya kita tengah menjalankan salah satu akhlaknya para Nabi. Dan semoga, kita dapat senantiasa menjalankan sikap demikian ini. Meskipun mungkin akan sulit diterapkan karena beragam hal, mulai merasa diri pintar karena berprestasi, merasa lebih dekat dengan Allah karena selalu berjamaah di masjid, misalnya, dan sebagainya, tawadhu haruslah kita latih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *