Gema Dakwah di Tengah Dentuman: Potret Dakwah di Bawah Bayang-Bayang Konflik Gaza

Penulis: Khairini (Mahasiswa KPI UIN SMDD Bukittinggi) Editor: Habibur Rahman

OPINI165 Dilihat

MINANGGLOBAL.ID,  Khazanah – Pertempuran sengit yang berkepanjangan antara Palestina dan Israel kini telah menuai sorotan utama di dunia Internasional. Di tengah gelegarnya alat perang, memperlihatkan situasi yang penuh dengan ketakutan dan pertumpahan darah. Kendati demikian, di samping gelegarnya alat perang, sering kali seruan dakwah terus menggema, berkumandang luas di tanah Gaza, saling menguatkan iman antar sesama muslim.

Dakwah bukan hanya sekedar seruan kata-kata semata, tetapi juga merupakan gerakan kemanusiaan, panggilan solidaritas, jalinan persaudaraan, karena pada sesungguhnya dasar ini tersirat dalam Al-Qur’an, yang mana sebagai berikut :

1. Gerakan Kemanusiaan

Terdapat pada Q.S Al-Ma’idah (5:32) yang artinya “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.”

Ayat di atas menggarisbawahi bahwa barangsiapa yang membunuh seseorang tanpa sebab, seperti (karena) qishash atau karena berbuat kerusakan di muka bumi, dan dia menghalalkan pembunuhan tersebut tanpa sebab dan tanpa kejahatan, maka seakan-akan ia telah membuhun manusia seluruhnya. Sebab bagi Allah SWT tidak ada bedanya antara satu jiwa dengan jiwa yang lainnya.Barangsiapa yang memelihara kehidupan, yaitu mengharamkan pembunuhan atas suatu jiwa dan meyakini hal itu, berarti dengan demikian telah selamatlah seluruh umat manusia darinya.

2. Solidaritas dan Persaudaraan

Terdapat pada Q.S Al-Hujurat (49:10) yang artinya “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah SWT agar kamu mendapat rahmat.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa persaudaraan dalam Islam bukan hanya sebatas hubungan kekerabatan karena faktor keturunan saja, akan tetapi persaudaraan yang dimaksud disini diikat oleh tali aqidah (sesama muslim) dan karena fungsi kemanusiaan di antara kita. Layaknya persaudaraan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam mempersatukan kaum Muhajirin dan Anshor. Seperti Syeikh asal Gaza ini Syeikh Ahmed Saleem yang mengungkapkan bahwa persaudaraan yang ada di antara para Nabi dengan para sahabat, dan di antara kaum Anshor dan Muhajirin itu ada pula di antara bangsa Palestina dan Indonesia.

Sudah tercatat, Palestina memiliki sejarah panjang yang menjadikannya selalu bersemayam di hati setiap mukmin. Palestina bukanlah negeri biasa. Nyatanya terdapat banyak keajaiban di tanah Gaza, maka kita sebagai umat Islam tentu mesti mencintai dan membela Palestina. Palestina telah melahirkan ribuan ulama dan tokoh-tokoh Islam terkemuka yang berkhidmah untuk Islam. Tercatat para ulama yang lahir atau pernah tinggal di Palestina adalah Imam Malik bin Dinar, Imam Sufyan ats-Tsauri, Imam Ibnu Syihab Az-Zuhri, Imam Asy-Syafi’i, dan masih banyak lagi yang lain.

Seperti yang tidak kalah fenomenal, Sultan Shalahuddun al-Ayyubi penganut mazhab Syafi’i dalam fiqih dan pengikut mazhab Asy’ari dalam aqidah yang memiliki kecintaan mendalam kepada bumi Palestina, pada tanggal 27 Rajab 583 H, beliau berhasil membebaskan Baitul Maqdis, Palestina. Shalahuddin al-Ayyubi tidak langsung menyiapkan tentara dan peralatan perang, akan tetapi yang mula-mula beliau lakukan adalah mempersatukan umat Islam dalam satu ikatan aqidah yang benar, yaitu aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Menurut beliau, kesatuan aqidah akan melahirkan kesatuan hati. Kesatuan hati antarumat Islam adalah kekuatan dahsyat yang tidak akan dikalahkan oleh siapa pun. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, beliau memerintahkan setiap juru adzan di semua wilayah yang beliau kuasai untuk mengumandangkan aqidah Asy’ariyyah setiap hari sesaat sebelum adzan Shubuh.

Lantas, apa yang dapat kita lakukan untuk saudara-saudara kita di Palestina sana? Turun berperang melawan Israel dengan kekuatan fisik tentu kita tidak sanggup. Tentu masih ada harapan dan upaya untuk berdakwah di tengah-tengah konflik Gaza. Seperti, dapat kita lakukan dengan mengulurkan bantuan dana untuk meringankan penderitaan mereka. Sekecil-kecilnya, kita membantu mereka dengan doa. Karena doa adalah senjata bagi umat Muslim yang merupakan cara untuk memohon pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT.

Dalam konteks konflik Gaza, pemerintah bisa lebih lantang menyerukan pembelaan kepada Palestina di forum-forum internasional. Terutama pada Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Di samping itu, pemerintah juga perlu bertindak tegas dan secepatnya merealisasikan rencana untuk membuka kedutaan besar di Palestina. Kemudian selain pemerintah, lembaga-lembaga pemberdayaan swadaya masyarakat yang peduli dengan persoalan Palestina bisa lebih cepat tanggap memberikan dukungan serta pertolongan kepada rakyat di tanah para Nabi itu.

Kemudian, menginfakkan sebagian rezeki yang dianugerahkan Allah SWT kepada kita untuk saudara-saudara kita di Gaza sana. Seperti yang tertuang dalam Q.S Al Baqarah (2:267) yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah SWT) sebagian dari hasil usaha kalian yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kalian.

Dan janganlah kalian memilih yang buruk-buruk, lalu kalian nafkahkan darinya, padahal kalian sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah SWT Maha kaya lagi Maha rerpuji.” Ayat tersebut menggarisbawahi bahwa Allah SWT memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk berinfak atau bersedekah.

Untuk itulah, dalam rangka terus menyerukan dakwah terhadap tanah Gaza, bukan saja dengan seruan kata-kata tetapi juga mencegah runtuhnya puing-puing nilai kemanusiaan, memanggil empati dan hati, pemberdayaan dalam bentuk donasi seperti, pengobatan, bedah, rehabilitasi sarana dan prasarana yang telah dibombardir penjajah Zionis-Israel. Pertanyaannya, apakah donasi yang disalurkan akan cukup mengingat dana yang dibutuhkan oleh rakyat Palestina begitu besar. Jawabannya, bisa dilihat pada Q.S Al-Baqarah (2:195) yang artinya, “Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah SWT menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Tentu saja, yang dibutuhkan oleh rakyat Palestina bukan sekedar harta lingkup kecil, akan tetapi juga memulihkan mental, dukungan moril dan motivasi ukhuwah islamiyyah dari berbagai penjuru dunia. Untuk itu atas nama ukhuwah islamiyyah, tidak pantas rasanya jika kita diam saja melihat kondisi Gaza sekarang. Kebrutalan, kekerasan yang dilakukan Zionis-Israel harus cepat diredam, salah satunya ya dengan menyedekahkan sebagian harta-harta kita atau (jihad harta). Rasulullah SAW bersabda: Berjihadlah (lawanlah) orang-orang musyrik dengan harta, nyawa dan lisan kalian.” (HR. Abu Dawud).

Jadi meskipun dihadapi dengan konflik terus berkepanjangan, masih ada upaya dakwah yang bisa dilakukan seperti, gerakan kemanusiaan, upaya menyambung tali persaudaraan dan solidaritas, dakwah pemberdayaan hingga struktural.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *