Bunuh Diri? Tercela dalam Pandangan Islam!

Penulis: Salma Risna Defrian (Mahasiswa Program Studi Ilmu al-Quran dan Tafsir, UIN SMDD Bukittinggi)

KHAZANAH43 Dilihat

MINANGGLOBAL.ID, Khazanah– Bunuh diri merupakan tindakan penghilangan nyawa dengan berbagai cara yang dilakukan kepada diri sendiri. Menurut data.goodstats.id, terdapat 1.023 kasus bunuh diri di Indonesia pada tahun 2024 ini. Sungguh banyak sekali bukan. Nah, tindakan bunuh diri ini bukan tanpa alasan, tindakan ini terjadi karena seseorang yang memiliki kesehatan mental yang tidak stabil, yang menyebabkan diri nya menjadi strees, sehingga memilih jalan untuk mengahiri hidupnya.

Bunuh diri dilakukan beragam cara seperti gantung diri, lompat dari atap, dan tindakan-tindakan penghilangan nyawa lainnya. Bagaimana pandangan Islam terhadapa bunuh diri, seperti tertuang dalam firman Allah swt surah An-nisa ayat 29.

وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepada kepadamu”.

Jelas, Allah swt melarang tindakan bunuh diri karena Allah swt menyayangi hambanya, jadi Allah tidak ingin seorang hamba perpulang kepadanya dalam keadaan seperti itu. Banyak orang yag bunuh diri disebabkan frustasi karena merasa tidak memiliki solusi dalam masalahnya, tidak adanya tempat curhat, merasa sendiri, dan akhirnya memilih bunuh diri.

Namun, dari ayat ini kita tahu bahwa Allah swt menyayangi kita sebagai hambanya, kita tidak sendiri, dan kita selalu punya Allah swt. Dia tempat curhat terbaik dari setiap masalah yang kita miliki. Allah swt juga merupakan tempat terbaik dalam meminta solusi, asal hal ini dilakukan dengan ikhtiar.

Terkadang Allah memberi ujian kepada seorang hamba agar ia lebih mendekatkan diri kepada-Nya dan ujian yang Allah swt beri itu pasti sesuai sesuai dengan kapasistas hambanya. Allah swt tidak akan memberi ujian diluar batasan hambanya itu.

Selain dalil dari al-Qur’an, terdapat juga dalil hadis yang menjelaskan tentang ancaman Allah swt kepada seseorang yang bunuh diri.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيهِ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ تَحَسَّى سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمُّهُ فِي يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَجَأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا

“Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Barangsiapa menjatuhkan diri dari gunung, hingga membunuh jiwanya (bunuh diri), maka ia akan jatuh ke neraka jahannam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Barangsiapa menegak racun, hingga meninggal dunia, maka racun tersebut akan berada di tangannya, dan ia akan menegaknya di neraka jahannam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Dan barang siapa bunuh diri dengan (menusuk dirinya dengan) besi, maka besi itu akan ada di tangannya, dengannya ia akan menghujamkan ke perutnya di neraka jahannam, ia kekal dan abadi di dalamnya selama-lamanya.” (HR. Bukhari  dan Muslim)

Hadis ini menjabarkan,bahwa bagaimanapun dan dengan cara apapun seseorang itu bunuh diri, itu tetap tidak dibenarkan oleh Allah swt. Orang yang memilih bunuh diri, mungkin ia telah meninggal dan dapat dikatakan sudah tenang dari hiruk pikuk dunia. Namun, bagaimana  dengan persoalan akhirat? dan pertanggung jawaban atas tindakan masing-masing?

Hidup bukan hanya persoalan dunia semata, namun hidup soal apa yang diperbuat didunia dan itulah yang akan dituai di akhirat. Dari hadis diinformasikan bahwa seseorang yang melakukan perbuatan bunuh diri akan disiksa di neraka Jahannam selama-lamanya. (SRD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *