Insecure vs Bersyukur

KHAZANAH182 Dilihat

MINANGGLOBAL.ID, KHAZANAH- Belakangan ini di kalangan milenial insecure sedang hangat-hangat nya jadi pembicaraan. Dikit-dikit insecure, apa-apa  insecure. Rasa insecure ini sudah pasti dimiliki oleh semua orang. Insecure adalah rasa tidak percaya diri, insecure itu sendiri ada dalam diri setiap manusia. Setiap orang pasti pernah merasa tidak percaya diri

Insecure ini muncul ketika diri merasa serba kekurangan, merasa kurang dengan apa yang dimiliki, contohnya merasa kurang akan harta/benda yang kita punya, merasa kurang akan skill/ kemampuan ini itu yang tidak kita miliki sperti apa yang dimiliki orang lain, dan merasa kurang dengan kondisi kita saat ini, baik itu kondisi fiisik maupun non fisik. Itu semua adalah ciri atau tanda seseorang sedang berada dalam fase yang dinamakan insecure.

Terkadang orang tidak menyadari bahwa rasa Insecure menjadi musuh terbesar dalam diri, Insecure tidak akan membuat kita maju, tetapi malah sebaliknya. Ketika ingin maju, namun rasa insecure menghalangi, sehingga membuat kita hanya akan tetap berada pada tahap disitu situ saja. Insecure membuat kita terus menerus memikirkan kekurangan, kesalahan, dan segala hal buruk yang ada dalam diri kita, dan selalu saja membandingkan diri kita dengan orang lain.

Memang merasa insecure itu wajar, tapi terlalu insecure itu penyakit. Karna jika diri kita sudah berlebihan merasakan insecure ini, maka kita tidak akan pernah puas dengan apa yang kita miliki, dan kita akan selalu mencari cara bagaimana agar mendapatkan apa yang dimiliki oleh orang lain, dan bahkan  nantinya akan menghalal kan segala cara agar bisa merasa puas.

Contohnya Saat melihat orang lain lalu berkata “ Wahhh keren banget dia, insecure aku” atau saat melihat orang lain yg lebih dari kita “ gilaaa, cantik banget,jadi insecure”. Tidak apa itu wajar dan boleh-boleh saja, tapiii, setelah itu lihatlah diri kita, lalu ucapkan “ Alhamdulillah yaa Allah sudah menciptakan saya dengan begitu sempurna “

Pada dasarnya setiap orang mempunyai kekurangannya sendiri-sendiri. Permasalahannya adalah tidak semua orang dapat menerima kekurangannya, baik secara fisik ataupun non fisik. Dalam islam diajarkan untuk bersyukur atas segala hal yang telah diberikan oleh Allah. Sesungguhnya Allah telah memberikan yang terbaik bagimu. Seperti tercantum di Surat Al-Baqaroh:216

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ

Yang artinya: “ Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Dari ayat diatas kita diajarkan untuk sudah sepatutnya bersyukur atas kelengkapan panca indra, kesehatan, kepintaran, sudah seharusnya kita bersyukur dan memanfaatkan apa yang telah diberikan untuk kebaikan dan kemaslahatan diri sendiri, keluarga, ataupun masyarakat sekitar. Jangan berkecil hati (insecure) dengan apa yang menimpa, tidak ada dalam diri.

Karena apa yang kita miliki belum tentu dimiliki oleh orang lain. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat Ibrahim ayat 7 berikut ini:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Artinya: “ Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, “Sesungguh­nya jika kalian bersyukur (atas nikmat-Ku), pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian Ada mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih.

Dalam Al-Quran menyebut kata syukur sebanyak 75 kali, sebagai gambaran bahwa syukur merupakan hal yang penting dalam ajaran Islam. Karna syukur ini banyak sekali manfaat nya bagi kehidupan kita.

Untuk mengatasi rasa insecure ini ada amalan-amalan yang bisa kita terapkan, ada empat amalan yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa insecure ini.

Pertama, selalu husnudzon atau berprasangka baik. “Semua yang diberikan oleh Allah kepada kita itu adalah yang terbaik untuk kita,”

Allah berfirman dalam surat at-Tin ayat 4:

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Kedua, harus yakin akan apapun yang ada dalam diri kita itulah yang terbaik yang diberika oleh Allah SWT kepada kita. Meskipun ada segelintir kekurangan dalam bentuk apa pun. Misal, kekurangan harta, fisik, mental, dan lain-lain. Setelah yakin itu merupakan yang terbaik, baru mencari hikmah di baliknya.

Ketiga, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya untuk berkumpul dengan orang-orang shaleh dan baik. “Teman yang baik itu seperti penjual parfum. Meskipun kita tidak membeli parfumnya, kita jadi ketularan wangi, jadi dari sana kita belajar kumpul dengan orang-orang shaleh dapat membesarkan hati dan pikiran,”

Dan yang terakhir, jangan lupa untuk selalu bersyukur atas semua nikmat yang Allah berikan. Allah berfirman dalam surat Ibrahim ayat 7:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

 “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *