MINANGGLOBAL.ID, – Hadis atau sunnah merupakan salah satu sumber ajaran Islam yang menduduki posisi sangat signifikan, baik secara struktural maupun fungsional. Secara struktural menduduki posisi kedua setelah Alquran, namun jika dilihat secara fungsional, ia merupakan bayan (eksplanasi) terhadap ayat-ayat Alquran yang bersifat am (umum), mujmal (global) atau mutlaq. Adanya perintah agar Nabi saw. menjelaskan kapada umat manusia mengenai Alquran, baik melalui ucapan, perbuatan atau taqrir-nya, dapat diartikan bahwa hadis berfungsi sebagai bayan (penjelas) terhadap Alquran
Disamping sebagai bayan terhadap Alquran, hadis secara mandiri sesungguhnya dapat menetapkan suatu ketetapan yang belum diatur dalam Alquran.
Namun persoalannya adalah bahwa untuk memahami suatu hadis dengan baik, tidaklah mudah. Untuk itu, diperlukan seperangkat metodologi dalam memahami hadis.
Semakin majunya zaman sekarang ini maka semua orang dalam mencari dalil yang berkaitan akan masalah kesehariannya semakin mudah, karena pada zaman sekarang ini banyak aplikasi dari berbagai perangkat lunak yang menyediakan rangkuman atau hadis-hadis yang ingin dicari supaya digunakan untuk kehidupan keseharian seseorang. Akan tetapi dari sinilah muncul permasalah yang mana dalam mengambil hadis tersebut hanya memahaminya secara mentah mentah tanpa mengetahui sebab hadis diturunkan, termasuk hadis, shohih, hasan, dhaif bahkan bisa jadi hadis tersebut adalah hadis palsu (maudhu) maka dari itu perlu adanya bimbingan dari seorang yang mumpuni, dan berakibat banyaknya masyarakat yang salah memahami arti sesungguhnya dari hadis yang dia baca.
Karena itu seseorang dalam memahami sebuah hukum Islam harus melihat dari berbagai referensi yang ada. Artinya tidak hanya dari satu kitab saja, yang digunakan sebagai rujukan, akan tetapi harus lebih dari satu dan bervariasi supaya memperbanyak pengetahuan dan tidak gampang menyalahkan antar sesama.
Hadits sebagai sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an memainkan peran penting dalam membentuk pemikiran dan praktik keagamaan umat Islam. Namun, kesalahpahaman terhadap hadits seringkali terjadi dalam masyarakat, karena kurangnya pemahaman masyarakat terkait tingkatan hadis-hadis yang mengakibatkan kesalahpahaman yang berlangsung hingga ke anak cucunya, sehingga hal tersebut menjadikan kesalahan yang fatal bagi masyarakat yang tidak tahu menahu tentang hadis tersebut. Masyarakatpun harus bijak dalam memahami masalah ini, apabila tidak mengetahui apakah hadis ini boleh digunakan atau tidak, bisa ditanyakan kepada seseorang yang mampu dalam masalah hadis sepeti para tokoh agama yang jelas akan keilmuan nya. Di dalam tulisan ini saya akan membahas cara menghadapi kesalahpahaman hadits dalam masyarakat, yang akan dibagi sebagai berikut :
Faktor Penyebab Kesalahpahaman Hadist Dalam Masyarakat
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab utama terjadinya kesalahpahaman hadist dalam kalangan masyarakat diantaranya sebagai berikut:
1) Kurangnya pemahaman tentang metodologi hadits.
2) Keterbatasan pengetahuan tentang sejarah dan konteks hadits.
3) Pengaruh budaya dan tradisi lokal.
4) Penafsiran subjektif dan selektif.
5) Kurangnya komunikasi antara ulama dan masyarakat.
Dampak Kesalahpahaman Hadist Dalam Masyarakat
Berikut beberapa dampak yang akan terjadi ketika adanya kesalahpahaman hadist dalam lingkungan masyarakat:
1) Konflik antar kelompok dan komunitas.
2) Distorsi nilai-nilai Islam.
3) Kehilangan kepercayaan terhadap agama. 4) Munculnya ekstremisme dan radikalisme. 5) Keterbelakangan pemikiran dan praktik keagamaan.
Strategi Menghadapi Kesalahpahaman Hadist Dalam Masyarakat
Ada beberapa cara atau strategi yang perlu kita lakukan untuk menghadapi kesalahpahaman hadist dalam masyarakat sebagai berikut:
1) Pendidikan dan pelatihan tentang metodologi hadits.
2) Dialog terbuka antara ulama dan masyarakat.
3) Penafsiran objektif dan berbasis bukti.
4) Pengembangan media dan sumber informasi yang akurat.
5) Meningkatkan kesadaran akan pentingnya konteks dan sejarah.
Peran Aktif Masyarakat Dalam Mengatasi Terjadinya Kesalahpahaman Hadist Dalam Masyarakat
Untuk mengatasi terjadinya kesalahpahaman hadist dalam masyarakat, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan diantaranya:
1) Mencari sumber informasi yang terpercaya.
2) Mengkritisi penafsiran yang subjektif.
3) Menghormati perbedaan pendapat.
4) Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemahaman yang benar.
5) Mendukung kegiatan ilmiah dan diskusi terbuka.
Solusi Jangka Panjang dan Komprehensif
1. Membangun lembaga pendidikan yang berkualitas.
2. Mengembangkan kurikulum pendidikan agama.
3. Meningkatkan kerjasama antara ulama dan cendekiawan.
4. Membuat kebijakan yang mendukung pemahaman yang benar.
5. Mengembangkan teknologi untuk menyebarkan informasi yang akurat.
Poin-poin yang saya hadirkan di atas sebagai pengingat bagi kita semua, dan adapun itu kesalahpahaman hadits dalam masyarakat dapat diatasi dengan pendidikan, dialog terbuka, dan penafsiran objektif. Masyarakat harus berperan aktif dalam mencari kebenaran dan menghormati perbedaan pendapat. Dengan seperti itu, kita dapat meningkatkan pemahaman dan praktik keagamaan yang lebih akurat dan harmonis. Umat Islam harus sadar dan terdidik tentang status Hadis sebagai sumber hukum Islam paling otoritatif kedua setelah al-Qur’an sehubungan dengan masalah akidah, hukum, moralitas, dan topik sejenis lainnya. Hadis harus dipahami dengan ilmu agar tidak ada kesalahan yang terjadi. Untuk menjadi seorang yang terpelajar dan mendapatkan wawasan tentang ilmu-ilmu Islam klasik yang kini banyak dilupakan oleh umat Islam, maka sangatlah penting untuk memiliki buku-buku ulumul hadis terbitan ulama.
Penulis: Ardiansyah Hasibuan (Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi)
Bisa berkomunikasi dengan penulis, melalui E-mail berikut : ahasibuan454@gmail.com