Masjid Jami’ Bonjo Alam: Tempat Saksi Bisu Dialektika Ulama Minangkabau Masa Lampau

KHAZANAH596 Dilihat

MINANGGLOBAL.ID, SUMBAR – Masjid Jami’ Bonjo Alam merupakan sebuah Masjid yang terletak di Nagari Ampang Gadang, Kec.Ampek Angkek, Kab.Agam. Masjid ini dahulunya merupakan saksi bisu dari dialektika ulama Minangkabau masa lampau, dalam catatan yang saya jumpai, pernah terjadi mudzakarah antara dua kubu yang dinamai atau dikenal dengan sebutan Kaum Muda dengan Kaum Tua.

Kaum Muda diwakili oleh beberapa tokoh, di antaranya Syaikh Thaher Jalaluddin al-Falaki, Haji Rasul (ayah Buya Hamka), Syaikh Djamil Djambek, dan lain-lain. Sedangkan dari ulama Kaum Tua diwakili oleh Syaikh Sulaiman Arrasuli al-Khalidi Canduang, seorang saja. Mudzakarah itu terjadi sekitar satu abad yang lalu; mudzakarah terbuka yang disaksikan oleh masyarakat banyak. Berbagai topik didiskusikan pada kesempatan itu, mulai dari masalah Rabithah dalam Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, hingga masalah furu’iyyah lain seperti Mahal Qiyam pada Kisah Maulid dan melafalkan niat (ushalli).

Dalam riwayat yang kita terima itu, Syaikh Sulaiman dikabarkan mampu mengimbangi diskusi, meskipun dari pihak Kaum Muda hadir beberapa tokoh. Dan kita maklum bagaimana kemampuan Syaikh Sulaiman Arrasuli dalam berdialektika; seorang yang pernah menjadi “guru tuo” dari Syaikh Abdullah Baliau Halaban, pakar Mantiq dan Ushul Fiqih yang legendaris di Darek, dan pernah juga belajar di Mekkah beberapa tahun. Beliau, Syaikh Sulaiman Arrasuli, juga mempunyai kemampuan menulis. Karangan-karangannya seperti “Aqwal Wasithah” dan “Kitab Enam Risalah” menjadi bukti atas demikian. Kisah mudzakarah ini diabadikan oleh salah seorang saksi mata, yaitu Syaikh Haji Yunus Yahya Magek (1910-2001), ulama yang sangat intens mendokumentasikan kisah ulama-ulama tua, dalam lampiran kitab Tablighul Amanah fi-Izalati Khurafat wa Syubhat (diterbitkan 1957).

Kita dapat melihat bahwa Masjid tempo dulu di fungsikan oleh ulama-ulama besar masa lampau untuk bermudzakarah, tempat berdialektika menuangkan pemikiran untuk kemaslahatan bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *