MINANGGLOBAL.ID, – “Lain lubuk lain ikannya, lain padang lain belalangnya”. Pepatah tersebut kiranya cocok sebagai pengantar tulisan kali ini, yang akan mengulik sedikit perihal tradisi unik dan penuh makna dalam memeriahkan malam takbiran menyambut hari kemenangan.
Jorong Taratak kenagarian Siguntur yang berada dalam wilayah otonomi daerah Dharmasraya merupakan bahagian ujung wilayah Sumatera Barat berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi.
Sejatinya setiap umat Islam dimana pun berada akan dengan senang hati menyambut hari raya Idul Fitri. Berbagai bentuk kegiatan di upayakan untuk memeriahkan hari kemenangan tersebut. Pengetahuan umum bagi masyarakat Indonesia merayakan malam takbiran dengan pawai obor keliling kampung atau komplek perumahan.
Nilai spirit dan kolektif hidup bermasyarakat tergambar dalam pawai obor tersebut. Api obor sebagai simbol semangat yang harus diperjuangkan secara bersama-sama.
Tetapi sedikit berbeda tradisi yang ada di jorong Taratak kenagarian Siguntur Kabupaten Dharmasraya. Pasalnya malam takbiran sebelum Hari raya Id di esok hari kaum laki-laki akan berkumpul di rumah gadang masing-masing sesuai suku.
Para laki-laki suku yang sama (baik remaja, bujangan, maupun telah berkeluarga) yang ada di jorong Taratak ini akan mulai mengumandangkan takbir di rumah gadang masing-masing, dituntun oleh datuk, malin, hulubalang, dan pemegang gelar adat lainnya di setiap suku.
Seterusnya setelah selesai di rumah gadang biasa disebut rumah bundo kanduang. Takbiran akan dilanjutkan ke setiap rumah wanita suku yang sama yang telah bersuami.
Begitu seterusnya takbiran diantarkan oleh kaum laki-laki ke setiap rumah wanita suku yang sama. Dan setiap rumah akan menyajikan hidangan untuk mereka yang mengantarkan takbir. Suasana ini tentunya menimbulkan kehangatan dan rasa kekeluargaan yang kuat. Bahkan bagi mereka perempuan yang mampu akan memberi semacam THR kepada remaja yang ikut memeriahkan kegiatan ini.
Biasanya juga setiap rumah yang di kunjungan akan bersedekah untuk kaum suku mereka. Nantinya uang yang terkumpul digunakan sebagai dana membuat acara suku, seperti _halal bi halal_ dengan diikuti acara meriah semisal panjat pinang, lomba-lomba kecil bagi para remaja, dan sebagainya.
Dan untuk memicu nilai _fastabiqul khairat_ , uang yang terkumpul oleh setiap suku yang ada akan diumumkan di masjid setelah menunaikan shalat id. Banyak nilai tersirat dari tradisi takbiran memeriahkan hari kemenangan di jorong Taratak kenagarian Siguntur kabupaten Dharmasraya ini.
Keunikan tradisi baik seperti di atas mestinya terus dilestarikan karena bisa memperkaya nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat bukan di jorong Taratak saja saja tetapi juga di tempat lain yang memiliki corak dan tradisi masing-masing. Selama itu baik dan punya nilai kenapa tidak.