MINANGGLOBAL.ID, – Beliau merupakan salah satu ulama berdarah Indonesia yang sangat dihormati dan disegani di dunia. Hal itu karena kedalaman ilmu agama serta segudang karyanya yang sangat bermanfaat khususnya dalam dunia pendidikan Islam dan beliau merupakan pakar sanad yang bergelar Musnid ad-Dunya beliau dijuluki “Gudang Sanad Dunia Abad ke-20 ”
Beliau Syekh Yasin, merupakan putra dari Syekh Muhammad Isa Al-Fadani, ulama terkenal kala itu asal Sumatra Barat. Sedangkan ibunya bernama Maimunah binti Abdullah Fadani. Disebalik itu, memang tak dapat dipungkiri bahwa darah ulama mengalir dalam diri Syekh Yasin, terbukti tidak hanya ayahnya, pamannya pun juga dikenal sebagai ulama besar yakni Syekh Mahmud Tuangku Hitam yang merupakan murid dari Sayyid Muhammad Amin Ibn Ahmad Ridhwan Al-Madani.
Syekh Muhammad Yasin juga sangat populer, terutama bagi kalangan pelajar asal Indonesia yang menimba ilmu di Makkah. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan ijazah sanad hadits darinya. Salah satu murid beliau yang populer hingga saat ini ialah Prof. Dr. Al-Habib Said Agil Husin Al-Munawwar, MA yang waktu itu pernah menjabat sebagai Menteri Agama pada era presiden Megawati Soekarnoputri. Di samping itu juga dari Tanah Betawi, hadir nama K.H. Ahmad Marwazie Al-Batawie yang kini aktif sebagai penasehat sekaligus pengajar di Zawiyah Ar-Raudhah Ihsan Foundation.
Adapun terkait beberapa pandangan ulama ataupun cerita mengenai Syekh Muhammad Yasin Al-Fadani, yakni sebagai berikut:
Al-Habib Musthafa bin Idrus Alkhirid,
Syekh Yasin Al-Fadani beliau adalah ulama yang alim luar biasa beliau ini sudah marja‘ daripada ulama, rujukan ulama pada zamannya, beliau masih menyempatkan sesudah Ashar ngajari anak-anak kecil belajar Al-Qur’an, akhirnya ada seseorang bertanya kepada beliau, “Ya Syaikh mengapa engkau melebihkan waktumu setelah ashar ini ngajari anak-anak yang seperti ini, biarkan kami atau murid-murid kami , mending antum ngajarkan yang lebih manfaat dan lebih mendalam lagi sebab murid antum ini adalah sudah para Kiyai, kiyai
Dan Syekh Yasin pun menjawab, saya mengajarkan mereka ini Al-Qur’an sebab ingin masuk ke dalam golongan yang disabdakan Nabi Muhammad. SAW “خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ” (Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya). Syekh Yasin pun berkata, Ana ingin masuk ke dalam golongan orang-orang baik dimata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Al-Habib Abdurrahman bin Kamel Assegaf,
Syekh Yasin Al-Fadani adalah ulama multi-talenta beliau punya karya-karya ilmiah menjelaskan dari seluruh cabang ilmu agama. Syekh Yasin masih keturunan Sultan Palembang kalau dicari tau sanad-nya masih keturunan sultan palembang, dan sultan palembang itu dalam beberapa manuskrip banyak dari kalangan asrof, Sadah Ba’alawy dari keturunan Habaib yang ada di Hadramaut.
K.H Muhammad Abrar Dahlan,
Suatu hari Syekh Yasin pernah menyuruh saya membuatkan teh dan syisa (yang biasa diisap dengan tembakau dari buah-buahan/rokok tradisi bangsa Arab ), setelah dibuatkan Syekh Yasin mulai meminum teh, beliau keluar menuju Masjid Al-Haram. Ketika kembali, saya melihat Syekh Yasin baru pulang mengajar dari Masjid Al-Haram dengan membawa beberapa kitab. Saya menjadi heran, anehnya tadi dirumah menyuruh saya bikin teh, sekarang beliau baru pulang dari masjid.
Dikisahkan Ketika K.H Abdul Hamid di Jakarta,
Di kala itu K.H Abdul Hamid sedang mengajar dalam ilmu fiqih “bab diyat“, beliau menemukan kesulitan dalam suatu hal sehingga pengajian terhenti karenanya. Malam hari itu juga, beliau pun menerima sepucuk surat dari Syekh Yasin, ternyata isi surat adalah jawaban kesulitan yang dihadapinya. Beliau pun merasa heran, dari mana Syekh Yasin tahu? Sedangkan K.H Abdul Hamid sendiri tidak pernah menanyakan kepada siapapun tentang kesulitan ini! Itulah Syekh Yasin yang mempunyai mata bathin yang menjulang ke langit. (HR)