MINANGGLOBAL.ID, Khazanah – Rasulullah SAW adalah sosok yang amat dermawan. Beliau selalu mencontohkan dan mengajarkan tentang keutamaan bersedekah. Banyak cara untuk berbuat baik kepada orang lain. Salah satu di antaranya adalah dengan memberikan pertolongan melalui sedekah. Keutamaan sedekah bukan hanya karena balasan pahala, tetapi juga mendapatkan kebahagiaan karena bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut sedekah sebagai burhan (bukti). Karena sedekah merupakan bukti iman seseorang terhadap adanya hari kiamat. Dalam hadis dari Abu Malik al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; Shalat adalah cahaya, sedekah itu burhan, dan sabar itu sinar.
Dalam QS. Al-Munaafiqun ayat 10 “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu.”
Begitu pula yang termaktub pada QS. Al-Baqarah ayat 254 “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada kamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli.”
Bahkan Rasulullah saw telah mengingatkan dalam sabdanya “Dari Abu Hurairah RA, dia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, apakah sedekah yang lebih besar pahalanya?” Beliau bersabda, “Hendaknya engkau bersedekah sementara engkau dalam keadaan sehat lagi kikir, takut akan miskin serta mengharap kekayaan. dan janganlah engkau menunda hingga setelah (ruh) sampai di kerongkongan, lalu engkau berkata, ‘Untuk fulan demikian, untuk fulan demikian, sementara ia telah menjadi bagian si fulan” (HR. Nasa’i No. 3553)
Yang dimaksud keadaan sehat di sini adalah dalam keadaan tidak tertimpa sakit. Adapun pelit atau syahih yang dimaksud adalah pelit ditambah punya rasa tamak. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan bahwa orang pelit itu ketika dalam keadaan sehat.
Bersedakah dalam keadaan sehat lebih utama dan besarnya pahala yang didapat karena hal itu menjadi bukti akan kesungguhan niatnya dan begitu besar kecintaannya kepada Allah SWT. Selain berpahala besar, ketika bersedekah pada saat sehat akan menjadikan golongan orang yang menyegerakan amal kebaikan. Bersedekah pada saat diri sehat sama dengan mensyukuri nikmat kesehatan.
Berbeda halnya dengan mereka yang sudah tidak mempunyai harapan lagi untuk sehat. Sementara, ia memandang hartanya akan menjadi milik orang lain maka ketika itu sedekahnya merupakan suatu kekurangan.
Pada hadis tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa terdapat empat waktu terbaik untuk bersedekah bagi umat islam yakni bersedekah dalam kondisi raga yang sehat, bersedekah dalam keadaan sangat ingin menjadi kaya, bersedekah dalam keadaan sangat khawatir miskin dan bersedekah dalam kondisi tidak menjelang kematian. Hadis tersebut memberikan pelajaran penting mengenai saat sedekah yang akan diganjar dengan pahala yang besar oleh Allah SWT, salah satunya adalah bersedekah saat diri sedang sehat. (NAR)