MINANGGLOBAL.ID, SUMBAR – Payakumbuh, Didikan Subuh adalah suatu konsepsi Pendidikan Islam yang fungsional dan praktis di waktu subuh dengan pusat kegiatan di Masjid dan Mushalla.
Didikan Subuh disebut sebagai suatu kosepsi Pendikan Islam, maksudnya bahwa Didikan Subuhmerupakan rancangan, konsep sebuah cita-cita tentang pembentukan kepribadian muslim, dalam sistem kependidikan yang berdasarkan Islam, mencakup seluruh aspek kehidupan, untuk itu Lembaga Didikan Subuh Kec. Payakumbuh Selatan perlu menyatukan visi dan misi Didikan Subuh agar searah dalam pembinaannya.
Agar visi dan misi ini terwujud, lembaga Didikan Subuh Kec. Payakumbuh Selatan menyelenggarakan rapat kerja dengan seluruh guru TPQ MDA yang di Masjid Assa’adah Aur kuning, Ahad (19/09/21).
Kepala KUA kecamatan Payakumbuh Selatan, Mhd. Ishak menyambut baik rapat kerja yang di selenggarakan LDS ini.
“Dengan dilaksanakan Raker ini diharapkan dapat melahirkan program yang dapat memajukan Didikan Subuh di Kec. Payakumbuh Selatan ini,” ujar Mhd. Ishak.
Selanjutnya, Ishak memberikan motivasi untuk guru TPQ MDA dalam mendidik anak dengan mengambil pelajaran dari kisah Imam Syafi’i dalam mendidik muridnya yang slow learner.
Sang Murid itu adalah ar-Rabi’ bin Sulaiman, murid paling slow learner. Berkali-kali diterangkan oleh sang guru Imam Syafii, tapi Robi’ tak juga faham. Setelah menerangkan pelajaran, Imam Syafii bertanya, “Rabi’ Sudah faham paham belum?”, “Belum faham, ” jawab Rabi’. Berulang diterangkan sampai 39X Rabi’ tak juga paham.
Merasa mengecewakan gurunya dan juga malu, Rabi’ beringsut pelan-pelan keluar dari majelis ilmu. Selesai memberi pelajaran Imam Syafii mencari Rabi’, melihat muridnya. Imam Syafi’i berkata, ”Rabi’ kemarilah, datanglah ke rumah saya!”.
Sebagai seorang guru, sang imam sangat memahami perasaan muridnya, maka beliau mengundangnya untuk belajar secara privat. Sang Imam mengajarkan Rabi’ secara privat, dan ditanya kembali, ”Sudah paham belum? Hasilnya, Rabi’ bin Sulaiman masih juga belum paham.
Apakah Imam Asy-Syafi’i berputus asa? Menghakimi Rabi’ bin Sulaiman sebagai murid bodoh? Sama sekali tidak. Beliau berkata, ”Muridku, sebatas inilah kemampuanku mengajarimu. Jika kau masih belum paham juga, maka berdoalah kepada Allah agar berkenan mengucurkan ilmu-Nya untukmu. Saya hanya menyampaikan ilmu. Allah-lah yang memberikan ilmu. Andai ilmu yang aku ajarkan ini sesendok makanan, pastilah aku akan menyuapkannya kepadamu”.
Mengikuti nasehat gurunya, Rabi’ bin Sulaiman rajin sekali bermunajat berdoa kepada Allah dalam kekhusyukan. Ia juga membuktikan doa-doanya dengan kesungguhan dalam belajar. Keikhlasan, kesalehan, dan kesungguhan, inilah amalannya Rabi’ bin Sulaiman.
Tahukah kita? Rabi’ bin Sulaiman kemudian menjadi salah satu ulama besar Madzhab Syafi’i dan termasuk perawi hadis yang kredibel juga terpercaya dalam periwayatannya.
Sang slow learner bermetamorfosis menjadi seorang ulama besar. Inilah buah dari kesabaran Imam Asy-Syafi’i dalam mengajar dan mendidik.
Adakah kita, para guru dan orangtua bisa meneladani kesabaran Imam Syafii dalam mengajar?
Berapa kuat kita meyakini bahwa tidak ada anak dan murid yang bodoh?
Sudahkan kita, para guru dan orangtua mendoakan anak-anak dan murid didik kita agar difahamkan pelajaran?
“Sudahkan kita, para guru dan orang tua memotivasi para murid kita agar gigih berdoa kepada Allah Ta’ala? Tutup Mhd. Ishak.
Firdaus, selaku Ketua LDS Kecamatan Payakumbuh Selatan ketika ditemui oleh kontributor Minangglobal.id menyampaikan bahwa acara rapat kerja ini didukung penuh oleh Camat Kec. Payakumbuh Selatan dan Kepala KUA Kec. Payakumbuh Selatan.
“Camat dan KUA Kec. Payakumbuh berharap setelah rapat kerja ini di laksanakan, LDS Kecamatan Payakumbuh Selatan bisa lebih Eksis lagi dalam melakukan pembinaan anak-anak didik TPQ MDA di Kec. Payakumbuh Selatan”, ungkap Firdaus.
Firdaus lulusan Fakultas Dakwah juga penyuluh Agama Islam Kemenag Kota Payakumbuh ini menyampaikan bahawa kegiatan LDS diikuti oleh seluruh Guru TPQ MDA se-Kecamatan Payakumbuh Selatan, adapun jumlah TPQ MDA yang aktif jumlahnya 19 TPQ dan 2 MDA.
“Semoga Raker ini bisa menyatukan visi misi lembaga Didikan Subuh dalam pengelolaannya nanti, ” tutup firdaus. (MF)