Berbicara Singkat Mengenai “Borjuis dan Proletar”

MINANGGLOBAL.ID, SUMBAR – Asumsi utama Sosialisme adalah, masyarakat dibagi menjadi dua kelas, yakni kaum Borjuis dan kaum Proletar. Borjuis merupakan si pemilik modal dan alat produksi, sedangkan Proletar adalah orang yang mengoperasikan modal dan alat produksi untuk mendapatkan upah demi bertahan hidup.

Menurut Karl Marx kaum Borjuis adalah orang orang yang memiliki modal dan alat produksi. Mereka juga memiliki kontrol terhadap sumber daya ekonomi dan memiliki kepemilikan atas alat produksi seperti pabrik, perusahaan dan aset lainnya. Contohnya, “kaum ini adalah pemilik tanah, investor, pengusaha, dan sejenisnya. bisa dibilang kaum ini adalah kaum menengah ke atas.”

Sementara itu Proletar adalah kaum yang tidak memiliki alat produksi sehingga mereka harus menjual tenaga mereka untuk mendapatkan penghasilan. Contoh adalah buruh pertanian, art, pekerja harian.

Karl Marx sangat menentang kaum borjuis
Karena kaum Borjuis ini pemilik modal yang mendominasi ekonomi dan masyarakat, sementara pekerja, yang merupakan mayoritas dieksploitasi dan terpinggirkan oleh sistem kapitalisme. Bahkan dalam sebuah buku, Marx memberikan pernyataan yang cukup panjang serta kritis terhadap kaum Borjuis, yang mana sebagai berikut :

“Kaum Borjuis, dimanapun mereka berada di atas angin, telah mengakhiri semua hubungan feodal, patriarki, dan idealisme. Ia tanpa belas kasihan telah merobek ikatan-ikatan feodal yang beraneka ragam yang mengikat manusia dengan ‘atasan alaminya’, dan tidak meninggalkan hubungan apa pun antara manusia dengan manusia selain kepentingan pribadi, ‘pembayaran tunai’ yang tidak berperasaan. Ia telah menenggelamkan kegembiraan yang paling surgawi dari semangat keagamaan, antusiasme kesatria, sentimentalisme filistin, ke dalam air sedingin es perhitungan egois.

Ia telah mengubah nilai pribadi menjadi nilai tukar, dan menggantikan kebebasan-kebebasan yang tak terhitung banyaknya, telah menetapkan kebebasan tunggal yang tidak masuk akal—Perdagangan Bebas. Singkatnya, eksploitasi yang terselubung oleh ilusi agama dan politik telah menggantikan eksploitasi yang telanjang, tidak tahu malu, langsung dan brutal.

Kaum Borjuis telah menanggalkan semua pekerjaan yang selama ini dihormati dan dijunjung dengan rasa kagum. Ia telah mengubah dokter, pengacara, pendeta, penyair, ilmuwan, menjadi pekerja upahan.

Kaum Borjuis telah melepaskan tabir sentimental dari keluarga, dan telah mereduksi hubungan keluarga menjadi sekadar hubungan uang.” ungkap Marx.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *